Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2017

Dimensi Sarjana Indonesia

Scot Marciel pernah mengutarakan, “Pendidikan memang tidak untuk menciptakan insinyur, tetapi pekerjaan yang terdidik.” Ungkapan Duta Besar AS yang ditunjuk Barack Obama untuk Indonesia itu,   mengisyaratkan setinggi apapun jenjang pendidik seseorang, pada akhirnya bukanlah untuk mendapatkan gelar bertitel. Tetapi, tak lain untuk memperbaiki sistem pendidikan Indonesia yang selama ini dinilai kurang tertata-- semrawut . Sebagaimana tujuan seseorang, adalah sekolah untuk mendapat pekerjaan, bukanlah tujuan yang salah. Namun pertanyaanya, bagaimana cara memeroleh pekerjaan yang baik dan terdidik itu? Desas-desus dalam dunia pendidikan, tidak pernah habis diberitakan. Bertepatan tanggal 29 September kemarin, diperingati sebagai hari Sarjana Nasional. Adalah mengingatkan kita terhadap beberapa permasalahan yang ada di pendidikan tingkat tinggi. Rata-rata banyak lulusan yang sibuk mencari pekerjaan, bingung mendapat pekerjaan, hingga wajah-wajah pengangguran di pinggiran jalan...

Sudahkah Hari Ini Menulis

Redi Panuju dalam buku Menulislah Dengan Marah , mengingatkan kita bahwa menulis itu gampang. Dalam buku tersebut, ada tiga point yang menarik untuk dipelajari guna praktik menulis. Kemenarikan buku tersebut Pertama , menulis adalah aktivitas memindahkan pengalaman. Kedua , menulis sebagai sarana katarsis untuk mengeluarkan kesumpekan batin. Dan ketiga , menulis sebagai sebuah kebutuhan. Ketiga point tersebut, Redi paparkan di awal ‘Hakikat Menulis’ dengan ilustrasi detail hingga akar-akarnya. Menulis adalah aktivitas memindahkan pengalaman . Dalam hal ini, tentu bukan suatu persoalan yang rumit. Setiap manusia pastilah memiliki pengalaman hidup. Baik pengalaman membaca, pengalaman travelling , pengalaman imajinatif, hingga pengalaman orang lain. Ironisnya,   tidak banyak orang yang mendokumentasikan pengalaman hidupnya lewat tulisan. Pengalaman hakikatnya dapat dijadikan cerminan menuju masa depan. Setiap kejadian atau peristiwa yang pernah kita lewati dapat dijadikan s...

Reportase: Literasi Sains

Sebanyak ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Prodi Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), nampak serius saat melihat tayangan seekor kera berbuat usil dengan dua ekor harimau. Nilai yang ada dari tayangan berdurasi tujuh menit itu, di antaranya kecerdasan, kecerdikan, keunikan, dan kekreatifan. “Fisik besar belum tentu berhasil, kalau tidak punya kecerdasan,” sindir Sutejo, saat mengisi Kuliah Umum di   ruang Auditorium Mohamad Djazman, Sabtu (23/9). Pendiri Sekolah Literasi Gratis itu, menjelaskan di antara kecerdasan itu meliputi berpikir logis, kritis, analitis, sistematis, generalitatif, induktif, kausatif, empirik, investigatif, dan eksploratif.  Salah satu kecerdasan utama pendidik Biologi adalah eksploratif. Dibutuhkan pengamatan dan pemahaman suatu definisi atau pengertian terkait konsep maupun pola yang dijadikan bahan penelitian. Dalam kajian filsafat, hal itu berkenaan tentang ontologis, epistemolo...