Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2019

Reportase: Awas Korban Kebakaran Bertambah

Kebakaran hutan di sebagian wilayah Indonesia, menculik perhatian warga Indonesia itu sendiri. Bersamaan itu, dalam peringatan Hari Ulang Tahun Palang Merah Indonesia (PMI) ke 74, sebanyak 15 pelajar anggota Palang Merah Remaja (PMR) SMAN 1 Sambit Ponorogo melakukan kampanye.  Mereka menyuarakan anggota PMR peduli bahaya kebakaran hutan, Minggu (22/9/2019). Diilustrasikan dalam bentuk pementasan, mereka menyuguhkan drama kolosal tentang dampak kebakaran hutan. Ada yang berperan sebagai anggota PMI. Ada juga sebagai korban. Diadegankan, korban dampak kebakaran terus bertambah. Mereka terserang gangguan pernapasan. Di detik itulah, PMI langsung terjun ke lapangan membantu dan memberikan pertolongan. PMI dibantu masyarakat dengan sigap mematikan bara api sebelum merambah ke kawasan lainnya. Gelaran drama kolosal menggambarkan gerak kemanusiaan anggota PMI, sesuai tema diperingatan HUT ‘Kita Tangguh, Indonesia Maju’. Imam Nafsur, Koordinator fasilitator PMR se-Ar...

Feature Sosok: Banyak Baca Karya Asing

Penulis novel dan cerita pendek, Arafat Nur saat ini tinggal di sebuah kota kecil di Jawa Timur. Tepatnya desa Ngrayun Ponorogo. Baru satu tahun di sini, banyak orang, seniman, penulis yang berburu ilmunya menulis. Berperawakan tinggi dan berkulit sawoo matang, sosok Arafat Nur, 3-4 September lalu menjadi pusat perhatian tim gerakan Sekolah Literasi Gratis (SLG). Tergerak oleh nurani, ia berkunjung di pusat buku Sutejo Spectrum Center (SSC) Siman Ponorogo untuk bersilahturahmi dan berbagi pengalaman menulis. Ia banyak bercerita tentang proses kreatif kepenulisan, pengalaman membaca dan menulis, hingga tentang kehidupannya saat di Aceh dan Ponorogo. Belajar menulis versi novelis yang pernah memenangkan sayembara Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) tahun  2010 dan 2016, harus dimulai dengan membaca. Seperti yang diunggah dalam vlognya, Arafat Nur, ia menekankan untuk selalu membaca-membaca, dan membaca. Baru setelah itu menulis. “Saya membaca novel minimal diulang sampai tu...