Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2018

Idealisme Indonesia Atas Berita Hoak

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam sambutan perayaan   HUT ke-18 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) di Jakarta, Minggu (15/1), mengemukakan perubahan dunia semakin cepat dari menit ke menit, jam ke jam, dan hari ke hari. Satu masalah belum rampung, sudah muncul masalah baru. Hal ini terbukti, Indonesia di awal tahun 2017 tengah diserang berbagai macam informasi yang disebarkan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab (tidak jelas kebenarannya). Jokowi pun mengingatkan masyarakat agar memverifikasi setiap berita maupun informasi dari media sosial yang memungkinkan mengancam persatuan bangsa dan negara. Guna menyikapi semacam serangan berupa hasutan, fitnah, berita bohong, dan ujaran kebencian, perlu adanya kesadaran dan kebijaksanaan setiap masyarakat. Masyarakat diharapkan tidak turut menyebarkan informasi bermuatan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Merabahnya berita hoax dikhawatirkan akan memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Masyarakat ju...

Reportase: Dunia Berbeda di Atas Panggung

Bermain drama tidak cukup hafal naskah dialog. Namun, perlunya mimik dan ekspresi sebagai pendukung cerita yang dilakonkan. Ruang 103, STKIP PGRI Ponorogo, Selasa (30/1/2018) tepat pukul 13.20 terdengar riuh para pemain drama. Mereka adalah mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) STKIP Ponorogo. Ada tiga kelompok yang masing-masing berjumlah 4-6 mahasiswa. Mereka berlatih keras memaksimalkan bermain peran berdasarkan naskah dialog karya kelompok. Purwo Widodo, bermain sebagai seorang pemuda yang sedang meminang Iin, gadis yang dicintai. Diiringi instrumen lagu romantis bernuansa pernikahan, keduanya sah menjadi suami dan istri. Dengan penuh penghayatan Iin mengekspresikan perasaan suka begitu calon suaminya memasangkan cincin perkawinan di jari manisnya. Namun, begitu undangan pulang tragedi menimpa istri. Kedua tangannya tiba-tiba gatal yang diduga dikarenakan cincin palsu. Karena itu, ibu dari pihak wanita marah besar. “Perkawinan ini tidak...

Reog untuk Anak Muda

Genap sembilan tahun, komunitas yang berdiri sejak 29 Januari 2009 itu memiliki tekad menghidupkan kesenian budaya Reog Ponorogo. Berangkat dari sebuah amanah, bagi kaum muda jaman Now khususnya anak Ponorogo menjadi tantangan luar biasa. Hal itu nampak, Komunitas Masyarakat Seni Solah Wetan berusaha mengepakkan sayap-sayap seni lebih jauh dan kreatif.   Terselenggara dalam rangka Ulang Tahun ke-9 komunitas tersebut menyuguhkan bermacam acara di antaranya uji kompetensi tari dan tasyukuran, serta acara puncak yang dikemas dalam rekam jejak reog dari maestro Pembantu Bupati (BP) wilayah Arjowilangun. Minggu, (28/1/18). Tujuan agenda tahunan yang berlangsung sehari penuh itu adalah menciptakan industri seni yang kreatif supaya seni lebih berkembang. Selain itu, mengenalkan pada masyarakat luas bahwa seni di Ponorogo bergerak secara cepat dengan bukti jiwa seni kaum muda yang terus berproses. “Ponorogo supaya tidak dikenal seni reognya, tetapi juga jiwa seni pem...