Di era digital, ketika anak-anak dimanjakan dengan gawai sebagai mainan mereka, Sopyan Arina (26) tertarik menghidupkan permainan tradisional di kota kelahirannya. Fajar menembus Desa Ketonggo Bungkal Ponorogo, sekitar 20 anak usia sekolah dasar hingga menengah pertama menikmati cerianya setiap hari Minggu di halaman TK Darma Wanita Kenonggo. Lahir 2019, Paguyupan Permainan Jaman Dulu mampu mengembalikan dunia anak-anak pada dunia bermain. Setiap hari Minggu, pukul 08.00-11.00 WIB, paguyupan tersebut mengajak anak-anak sekitar desa untuk bermain. “Dunia anak adalah bermain. Yaitu bermain secara nyata,” ungkap pendiri Paguyupan Permainan Jaman Dulu, Arina. Pihaknya mengungkapkan, permainan yang tersedia di gawai memang menarik, seru, dan penuh tantangan. Tetapi, permainan itu semu. Berbeda dengan bermain lapangan saat dirinya kecil, itu nyata. Kerja sama tim bisa dilihat secara langsung. Sehingga, akan menumbuhkan kekompakan, kebersamaan, kerjasama, dan spor...
"Percayalah, suatu hari nanti akan datang berkah dari setiap proses. Tentu, hakikat proses tidak pernah mengkhianati hasil. Percayalah! Untuk hari ini, tuliskan jejak hidupmu ke dalam tulisan. Senantiasa ia akan abadi meski kita berada di ruang keabadian."