Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2020

Satu Kunci Buka Ribuan Pintu

Kalau saja ada kunci yang mampu membuka ribuan pintu, mengapa harus dilewatkan begitu saja? Sebab rasa keingintahuan terhadap bacaan , akibatnya harus menulis. Kalau tidak, lintasan di otak bisa seruwet benang.  Menulis. Saya mengenal betul lema itu sejak kecil—ketika Ayah mengajarkan membaca dan menulis di bawah pohon jati suatu sore . Namun, saya tidak begitu mengakrabi. Saya menulis, tapi bukan dalam rangka merangkai kata-kata. Namun, lebih pada menyalin tulisan orang lain. Dari dua kegiatan itu, saya lebih suka membaca. Ya apa saja, hingga pada tulisan kecil di bungkus jajan.  Enam tahun silam, saya berusaha PDKT dengan dunia menulis. Semua berawal dari membaca cerita remaja di media sosial. Menulis menjadi dunia yang mengasyikkan dan bisa saya di lakukan. Menulis adalah bercerita. Menulis, ruang untuk berekspresi. Karenanya, saya mulai menulis tentang peng a laman diri—dalam lembaran kertas yang teramat ekspresif. Seandainya saja merupakan kata-...

Novel, Kritik Sosial, dan Tragedi Kemanusiaan

Sesungguhnya, tidak ada sesuatu tanpa hukum kausalitas untuk dituliskan dalam karya sastra, salah satunya novel . Novelis, Arafat Nur misalnya. Penulis asal Aceh ini banyak menelurkan karya novel dan kumpulan cerpen. Sejarah Aceh dan konflik kemanusiaan menjadi ide cerita tema perlawanan dan perjuangan Aceh pada saat konflik dan pascakonflik. Ketidakadilan pada masa itu berakhir pada pertumpahan darah yang dipimpin oleh Hasan Tiro pada tanggal 4 Desember 1976. Katarsis atau pembersihan dari ingatan konflik Aceh dilakukan Arafat Nur sebagai bentuk kritik sosial. Selain penulis peraih KLA 2011 ini juga muncul penulis seperti Thayeb Loh Angen melalui novel Teuntra Atom, Kabut Perang karya Ayi Jufridar, dan lainnya. Penulis-penulis ini dalam bahasa sastrawan George Bernard Shaw mereflesikan kias cerit dari kehidupan pengarang sendiri. Hal itu, sudah sejak lama pun dilakukan penulis lama, seperti Marah Rusli melalui Siti Nurbaya, Sutan Takdir Alisjahbana dalam Layar Terkembang...