Kalau saja ada kunci yang mampu membuka ribuan pintu, mengapa harus dilewatkan begitu saja? Sebab rasa keingintahuan terhadap bacaan , akibatnya harus menulis. Kalau tidak, lintasan di otak bisa seruwet benang. Menulis. Saya mengenal betul lema itu sejak kecil—ketika Ayah mengajarkan membaca dan menulis di bawah pohon jati suatu sore . Namun, saya tidak begitu mengakrabi. Saya menulis, tapi bukan dalam rangka merangkai kata-kata. Namun, lebih pada menyalin tulisan orang lain. Dari dua kegiatan itu, saya lebih suka membaca. Ya apa saja, hingga pada tulisan kecil di bungkus jajan. Enam tahun silam, saya berusaha PDKT dengan dunia menulis. Semua berawal dari membaca cerita remaja di media sosial. Menulis menjadi dunia yang mengasyikkan dan bisa saya di lakukan. Menulis adalah bercerita. Menulis, ruang untuk berekspresi. Karenanya, saya mulai menulis tentang peng a laman diri—dalam lembaran kertas yang teramat ekspresif. Seandainya saja merupakan kata-...
"Percayalah, suatu hari nanti akan datang berkah dari setiap proses. Tentu, hakikat proses tidak pernah mengkhianati hasil. Percayalah! Untuk hari ini, tuliskan jejak hidupmu ke dalam tulisan. Senantiasa ia akan abadi meski kita berada di ruang keabadian."