Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2020

Sinopsis Novel Bayang Suram Pelangi Karya Arafat Nur

  Bayang Suram Pelangi merupakan satu dari beberapa novel Arafat Nur yang bercerita tentang tragedi kemanusiaan di Aceh pada tahun 1976-2005. Melalui novel ini, Arafat bercerita suatu konflik sosial GAM dengan tentara Indonesia. Bayang Suram Pelangi mengambil secuil dari sejarah Aceh pada tahun 2003 di kampung Meurawoe dan sekitarnya. Novel dimulai pada pekan ketiga bulan Januari 2003, tentara Indonesia mendirikan pos di sekitar Pasar Pariabek. Tak lama dari kedatanganya, mereka berbaris untuk mempersiapkan diri keliling kampung. Saidul merupakan tokoh episentrum dalam Bayang Suram Pelangi . Ia berkesempatan menjadi tokoh penggerak cerita. Ia dengan leluasa bercerita tentang suatu kondisi sosial yang teramati, terasakan, dan teralami olehnya. Terlebih, setelah salah satu keluarganya merupakan bagian dari kelompok pemberontak Aceh (Sani). Saidul pula, termasuk tokoh kritis. Dorongan mengkritisi sesuatu sering kali menyapa. Ia tidak habis pikir mengapa realitas sosial tidak sama d...

Surat untuk Mas Fendik (22) Tentang Air Mata

Dear Mas Fendik,   Bagaimana kabarmu? Semoga kabar baik di awal November yang akan dibuka dengan kembalinya masuk ruang kerja. Semoga, setelah libur dan cuti bersama ini semangat untuk memberikan terbaik bagi diri sendiri, orang lain, dan negara berkibar-kibar. Tentu, semangat atas hidup harus kita ciptakan sendiri. Kita tidak bisa menunggu suasana ataupun kondisi yang baik. Ragam persoalan seolah tiada henti. Termasuk persoalan pikiran. Rumitnya pikiran kita, sering sekali membuat kondisi semakin keruh. Aku merasakan di berbagai belahan dunia tak lekang oleh masalah. Baru-baru ini, terlepas korona, publik diramaikan dengan boikot produk Perancis. Dalihnya kebebasan ekspresif. Memang ada kebebasan ekspresif, namun lucunya bebas kok ada batasan. Mestinya, bukan kebebasan namanya. Entah apa supaya tidak membuat pembaca salah paham. Bagi orang awan tentu yang namanya bebas, ya bebas. Tidak ada batasan. Hehehe, bagi orang awan. Mereka saja yang berpendidikan nyatanya juga salah pah...