Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2017

Selingkuh Sastra

Judul di atas mungkin lain dari yang lain. Selingkuh cenderung diartikan sesuatu yang berbau negatif. Namun, kali ini penulis akan membawa pembaca pada pemaknaan selingkuh secara positif. Selingkuh bagi seorang penulis atau sastrawan adalah petualangan baru yang tidak akan terjadi ketika pelakunya seorang pegawai, pebisnis, dan lainnya. Selingkuh ini berobjek pada karya. Mereka dengan bebas selingkuh, lalu kawin tanpa harus menikahinya. Kemudian, melahirkan benih-benih baru yang tumbuh menjadi anak dan berkembang dengan semestinya.  Seperti yang diungkapkan seorang sastrawan, penulis, juga pemenang lomba asal Ngawi, Tjahjono Widarmanto, saat menjadi pemateri di Sekolah Literasi Gratis (SLG) Ponorogo, “Penulis itu tipe orang yang tidak setia. Ia suka bermain-main sesuka hatinya.” Memaknai arti tidak setia di atas, laiknya pelaku selingkuh (menikung dari garis koridor). Namun, jangan salah mengartikan. Tidak setia di sini masih berkutat terkait dunia tulis menulis, atau li...

Menimbang Dana Haji untuk Infratruktur

Presiden Joko Widodo (Jokowi) usai melantik Anggota Dewan Pengawas dan Anggota Badan Pelaksana Pengelola Keuangan Haji (BPKH) di Istana Negara, (26/7), menyampaikan keinginannya menginvestasikan dana haji ke sektor infrastruktur. Hal itu dilatar belakangi karena saat ini Jokowi tengah gencar-gencarnya melakukan pembangunan di Indonesia secara berskala. Munculnya pemikiran tersebut bermula karena mengetahui nilai dana haji mencapai 80 triliun. Tentu saja, jumlah sebesar itu jika benar diinvestasikan guna proyek pembangunan akan sangat bermanfaat. Sayangnya, dibalik munculnya fatwa penggunaan dana haji untuk sektor infrastruktur dirasa menuai kontroversi dari berbagai pihak. Pertama, jamaah haji takut jika pemerintah tidak benar-benar menggunakan dana itu untuk infrastruktur. Kedua, pemerintah tidak sesegeramungkin mengembalikan uang jamaah. Dan ketiga, kewaspadaan atas jaminan uang jamaah aman.  Beberapa permasalahan tersebut, Wakil Ketua DPR RI, Agus Hermanto bersikuku...

Kesungguhan Pendidikan Budi Pekerti

Keberhasilan sebuah program pendidikan hendaknya diikuti praktik yang sinergis dari berbagai pihak. Pendidikan yang erat dengan lingkungan sosial ini tidak dapat berdiri sendiri. Pendidikan membutuhkan tangan kanan sebagai penggerak meraih tujuan dan cita-cita yang ingin dicapai. Hakikatnya, pendidikan tidak sekadar belajar mendengar, melihat, merasa apa yang belum kita tahu. Melainkan pemaknaan dan pemahaman, serta kesadaran. Pendidikan merupakan lompatan indah dari strategi perencanaan keberhasilan bangsa. Keberhasilan pendidikan dapat dilihat dari sikap, karakter dan perilaku keseharian. Sebagaimana diungkapkan tokoh pendidikan Ki Hajar Dewantara. Pendidikan adalah upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin dan karakter), pikiran ( intellect ), dan tubuh anak. Bagian-bagian ini tidak dapat dipisahkan karena sebagian komponen memajukan hidup anak-anak.  Menindaklanjuti pernyataan tersebut, kita mendapatkan kata kunci utama ‘budi pekerti’. Te...