Langsung ke konten utama

Membangun Mentalitas Diri




Judul buku      : Satu Menit Pencerahan B.J Habibie: 100 Pencerahan Dan Kiat Inspiratif
Penulis             : A. Makmur Makka
Tahun terbit     : 2013
Penerbit           : Untania
Tebal buku      : 212 halaman
ISBN               : 9786027926073

Membaca buku A. Makmur Makka berjudul Satu Menit Pencerahan B.J Habibie: 100 Pencerahan Dan Kiat Inspiratif seolah-olah kita membaca perjuangan Habibie secara dekat. Dalam buku setebal 212 itu, menyuguhkan gagasan-gagasan inspiratif Habibie tentang gaya hidup, keislaman, keindonesiaan, sumber daya, dan lain sebagainya.

Bagian menarik usai melahap buku terbitan Untania 2013, penulis membocorkan lima prinsip hidup seorang Habibie. Kelima prinsip tersebut adalah 1) bekerjalah sangat keras, 2) bersikaplah rasional, 3) bersikap jujur dan terbuka, 4) bersikap rendah hati, dan 5) jangan pernah menjadi pahlawan.

Terang Habibie, kelima prinsip tersebut cocok diterapkan di Jerman, karena masyarakat di sana bersikap rasional. Ceritanya, begitu prinsip-prinsip tersebut diterapkan di Indonesia, Habibie mengalami problematika yang luar biasa, karena masyarakat kita lebih pada bersikap irasional.

Karenanya itu, usaha keras mengubah pemikiran masyarakat ia lakukan. Baginya, mengubah orang paling buruk adalah ketika berhadapan dengan orang tanpa karakter, tidak teguh dalam pendirian, dan bertukar-tukar kesetiaan.

Manusia kurang dalam bidang X, misalnya itu lumprah. Manusia salah dalam hal X, misalnya itupun maklum. Namun, tak baik memelihara kekurangan dan kesalahan. Baiknya segera mencari bagaimana supaya kedua keburukan itu tertutupi.

Salah sedikit tidak apa, tetapi mulai lagi dan cari apa kesalahan itu (hal. 135).

Bagi Habibie, keberhasilan seseorang itu diukur dari berapa banyak masalah yang telah dipecahkan dan diselesaikan. Sehingga dalam hal ini, beruntunglah orang yang sering mendapat masalah. Bukan ia buruk, tetapi ia sedang diuji bagaimana ia mampu menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi.

Tentunya, masalah selalu ada. Mampu atau tidaknya seseorang dalam membawakan masalah sangatlah beragam. Ada yang tenang, penuh was-was, ketakutan, dan lainnya. Tiba, membaca buku 100 pencerahan dan kiat inspiratif Habibie, membuka mata pandang pembaca, bila hidup adalah masalah. Dan masalah harus dihadapi serta diselesaikan.

Masalah hadir karena masalah. Masalah tak hadir buatlah masalah untuk mengukur kekuatan diri, dan mentalitas peluang keberhasilan kita.
*
Selamat menciptakan dan menyelesaikan masalah. (Peresensi, Suci Ayu Latifah).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Mengirim Karya di Koran Radar Madiun Grup Jawa Pos

Halo sahabat menulis. Sudahkah hari ini kalian menulis? Kalau boleh tahu, apa karya terakhir kamu? Ada kabar menarik lo, di koran Radar Madiun grub Jawa Pos terdapat kolom Litera yang memuat karya-karya beraroma sastra. Seperti cerpen, puisi, esai sastra.  Sebenarnya, kolom ini sudah lama ya, sekitar di tahun 2019 akhir. Bagi sahabat memiliki karya, boleh banget dikirim saja di kolom ini.  Aku sudah tiga empat kali muat di sana. Pertama, karya yang termuat adalah puisi tentang kemarau. Kemudian, tulisan kedua berupa cerpen. Cerpen tersebut berjudul Pertanyaan Kalila, dimuat edisi 19 Januari 2020. Ini adalah cerpen saya, bisa langsung intip di blog ya, https://mbak-suci.blogspot.com/2020/01/cerpen-pertanyaan-kalila.html. Ketiga, sebuah esai menarik atas refleksi dari pembacaan novel-novel Arafat Nur. Esai sastra itu berjudul Novel, Kritik Sosial, dan Tragedi Kemanusiaan. Tulisan termuat pada 2 Februari 2020. Kalau sahabat penasaran, bisa intip tulisan di link ini ya, https://mb...

Sinopsis Novel Lampuki Karya Arafat Nur

  Pertemuan dua bukit itu menyerupai tubuh manusia terlentang dengan kedua sisi kakinya merenggang, terkuak serupa selangkang perempuan, sebab di seluk situ tak ada gumpalan melainkan lubang. Persis di selangkangan bukit itulah rumah-rumah beton mungil bercat kapur menumpuk, saling berdesakan, terkesan seperti sedang berlomba-lomba hendak memasuki liangnya.   Begitu sepenggal paragraf pembuka novel Lampuki karya Arafat Nur. Penggalan paragraf di atas mengilustrasikan kampung Lampuki yang menjadi latar tempat dalam novel tersebut. Novel peraih Khatulistiwa Literary Award 2011 ini, menyuguhkan cerita yang menarik, pedih, dan berani; mengungkit Aceh sebagai luka yang belum sepenuhnya selesai. Dengan gaya penceritaan satire yang cerdas, membincangkan luka negeri sambil tertawa.    Lampuki dikisahkan dalam sudut pandang orang pertama serba tahu melalui tokoh bernama Muhammad Yusuf. Ia adalah seorang teungku di kampung Lampuki. Sebuah kampung di kawasan kaki bukit de...

Setiap Bepergian, Pulang Bawa Tulisan Jurnalistik

Impian Suci Ayu Latifah menjadi wartawan tidak bisa ditawar. Kemampuan menulis terus diasah demi profesi idamannya sejak SMA itu. Salah satunya menjadi citizen reporter.  Senyum Suci Ayu Latifah mengembang kala diminta naik ke atas panggung. Tepuk tangan lantas mengiringi langkah kaki wisudawati jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Ponorogo 2018/2019 itu yang meraih indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,88. Nilai itu membuatnya menjadi lulusan terbaik. ‘’Setelah lulus ini, saya ingin jadi reporter,’’ katanya. Wartawan adalah profesi idaman Suci sejak SMA. Bermula dari hobinya mengisi  majalah dinding (mading) dengan karya tulis. Ternyata, karya tersebut diapresiasi teman dan guru-gurunya. Lulus SMA, Suci mengenal Sutejo, pakar literasi Kemendikbud. Ujung pertemuan itu tidak sekadar mengubah pandangan terhadap wartawan. Warga Desa Pangkal, Sawoo, itu juga menjadi anak asuh akademisi yang merupakan ketua STKIP Ponorogo tersebut. ‘’Jadi, awaln...