Pada
suatu waktu, saya pernah menulis tentang sosok yang berjiwa besar. Mereka
adalah: (1) mau membantu kesulitan yang dialami orang lain, (2) berinisiatif
menciptakan hal baru dan besar, (3) rela berkorban demi kepentingan bersama,
(4) memiliki kerendahan hati, (5) mau berbagi kepada orang lain, (6) senantiasa
menerima segala kritik dan masukan, (7) mau bekerja sama, (8) memahami dan
mengerti orang lain, (9) selalu terbuka dan jujur, (10) bertanggung jawab atas
apa yang dilakukan, dan masih banyak lagi.
Tentunya,
sama-sama kita menyadari menjadi orang berjiwa besar tidaklah mudah. Ada saja,
selalu ada rintang dan goda berdatangan. Lalu, apakah yang harus kita lakukan?
Belajar
percaya diri. Barangkali itulah solusi sederhana yang rumit praktiknya. Setiap
hari, pastinya kita belajar. Bahkan, belajar hingga lupa diri, lupa waktu, dan
lupa entah apalagi. Namun, mengapa rasanya berjiwa besar itu belum kita miliki?
Percaya Diri
Ada
seseorang memiliki potensi besar dalam dirinya. Ia berkali-kali menjuarai lomba
menulis hingga tingkat Nasional. Ia juga, pernah diundang keluar negeri.
Sayangnya, hingga detik ini seseorang itu rasanya belum memiliki kepercayaan
diri atas kemampuannya itu.
Memang,
di atas kita masih ada orang di atasnya lagi. Tetapi, rasa memiliki diri
penting dipahami seseorang. Hal itu, bukan untuk ajang sombong-sombongan.
Melainkan, sebagai penyemangat bahwa diri memiliki kemampuan dan potensi yang
dapat dijadikan senjata perang.
Membangun
kepercayaan diri sama dengan mengaktifkan ion positif dalam diri. Ion tersebut
akan menjelma kekuatan yang dahsyat untuk memompa diri. percaya diri dapat
dipelajari. Saya yakin semua orang bisa hidup dengan kepercayaan diri penuh,
asalkan mereka mau dan terus berlatih—mencari dirinya, mengoptimalkan kelebihannya.
Semuanya
hanya butuh waktu. Perlahan percaya diri itu akan tertanam dalam diri setiap
manusia. sebab, setiap diri dibekali kelebihan yang tidak dimiliki orang
lain—apapun itu.
Komentar
Posting Komentar