Langsung ke konten utama

Jangan Sepelekan Sampah


Bagi manusia, sampah serupa sahabat kehidupan. Di mana kaki dipijakkan, akan kita temui sampah bertaburan. Entah itu sampah organik, seperti dedaunan, sayuran hingga sampah anorganik, seperti plastik, botol, dan lain sebagainya. 

Sebagaimana yang ditulis Hijrah Purnama dan Yebi Yuriandala dalam Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan menyebutkan komposisi sampah yang berasal dari pemukiman terdiri dari 75% sampah organik dan 25% sampah anorganik. Jurnal berjudul Studi Pemanfaatan Sampah Plastik menjadi Produk dan Jasa Kreatif tersebut, juga menyinggung. Sampah, khususnya anorganik yang banyak dijumpai di lingkungan sekitar adalah sampah plastik. Berdasarkan hasil observasi dan penghitungan, pada tahun 2008 kemasan sampah plastik mencapai 925.000 ton.

Tidak dapat dipungkiri, sejak dulu sampah menjadi persoalan krusial yang sulit sekali dipecahkan. Meski sudah banyak penyuluhan dan sosialisasi tentang pemanfaatan sampah agar tidak mencemari lingkungan, tidak banyak masyarakat yang memperdulikannya. Bahkan dengan santai, justru merekalah subjek perusak kerindangan, kenyamana, kebersiahan, dan ketenangan alam.  Suatu hal yang mendasar, contoh saja usai makan camilan di taman. Banyak ditemui seseorang kita membuang bungkus camilan begitu saja. 

Hal inilah salah satu sikap dan bentuk kurang sadarnya masyarakat kita terhadap lingkungan. Kebiasaan buruk masyarakat kita berlangsung sejak mereka dini. Hal itu disebabkan karena orang tua sebagai panutan terkadang sering kita jumpai membuang sampah sembarangan. Sehingga wajar bila kebiasaan itu ditiru oleh buah hatinya. Oleh karena itu, dibutuhkannya kesadaran akan pentingnya membuangan sampah pada tempatnya dan peduli terhadap alam. 

Sampah plastik, meskipun sudah disebut sampah dalam hal seni kreatif dapat digunakan pemanfaatannya. Salah satu bentuk memanfaatkan sampah tersebut kita mengenal daur ulang (recycle). Kegiatan mendaur ulang sampah,merupakan tindakan positif atas bentuk peduli terhadap lingkungan. Adapun sampah plastik bisa diolah beraneka ragam. Mulai dari pembuatan tas, dompet, mainan anak-anak, bunga hias, pot, dan lain sebagaimana. 

Sederhana, adalah kata yang tepat dari pemanfaatan daur ulang sampah plastik. Namun, demikian itu dari plastik dapat membuat membuka peluang seseorang dalam berbisnis. Hal itu dibuktikan Indra Noviansyah, lulusan sarjana fakultas ekonomi. Indra melalui tangan kreatifnya mengubah sampah plastik menjadi sesuatu yang menggiurkan dan menguntungkan dalam skala besar hingga jutaan, bahkan milyaran. 

Dari sini, kita bisa mengubah pandangan sampah menurut E. Colink (1996) adalah bahan yang terbuang atau dibuang dari hasil aktifitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomi. Karena sampah kini disulap menjadi barang yang bermanfaat lewat proses daur ulang, kini sampah memiliki nilai ekonomis.

Demikianlah, sampah yang sering kali kita sepelekan. Ternyata di balik anggapan sampah yang membawa penyakit itu, ada kebermanfaatannya sendiri apabila seseorang mampu memanfaatkan dengan baik. Dengan kata lain, mendaur ulang untuk menciptakan suatu produk baru yang bisa digunakan untuk kebutuhan lainnya. Akhirnya, jangan sesekali kita menganggap sampah adalah suatu barang yang tidak dapat digunakan lagi. Justru ketika anggapan itu muncul, dengan ketanggapan dan kepekaan kita membuat suatu percobaan bagaimana supaya sampah tersebut bisa digunakan lagi. 

Cintai lingkunganmu dengan menjaga keberadaannya dan kelestariannya. Bila demikian, suda dipastikan lingkungan akan membawamu berkah di kehidupan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Mengirim Karya di Koran Radar Madiun Grup Jawa Pos

Halo sahabat menulis. Sudahkah hari ini kalian menulis? Kalau boleh tahu, apa karya terakhir kamu? Ada kabar menarik lo, di koran Radar Madiun grub Jawa Pos terdapat kolom Litera yang memuat karya-karya beraroma sastra. Seperti cerpen, puisi, esai sastra.  Sebenarnya, kolom ini sudah lama ya, sekitar di tahun 2019 akhir. Bagi sahabat memiliki karya, boleh banget dikirim saja di kolom ini.  Aku sudah tiga empat kali muat di sana. Pertama, karya yang termuat adalah puisi tentang kemarau. Kemudian, tulisan kedua berupa cerpen. Cerpen tersebut berjudul Pertanyaan Kalila, dimuat edisi 19 Januari 2020. Ini adalah cerpen saya, bisa langsung intip di blog ya, https://mbak-suci.blogspot.com/2020/01/cerpen-pertanyaan-kalila.html. Ketiga, sebuah esai menarik atas refleksi dari pembacaan novel-novel Arafat Nur. Esai sastra itu berjudul Novel, Kritik Sosial, dan Tragedi Kemanusiaan. Tulisan termuat pada 2 Februari 2020. Kalau sahabat penasaran, bisa intip tulisan di link ini ya, https://mb...

Sinopsis Novel Lampuki Karya Arafat Nur

  Pertemuan dua bukit itu menyerupai tubuh manusia terlentang dengan kedua sisi kakinya merenggang, terkuak serupa selangkang perempuan, sebab di seluk situ tak ada gumpalan melainkan lubang. Persis di selangkangan bukit itulah rumah-rumah beton mungil bercat kapur menumpuk, saling berdesakan, terkesan seperti sedang berlomba-lomba hendak memasuki liangnya.   Begitu sepenggal paragraf pembuka novel Lampuki karya Arafat Nur. Penggalan paragraf di atas mengilustrasikan kampung Lampuki yang menjadi latar tempat dalam novel tersebut. Novel peraih Khatulistiwa Literary Award 2011 ini, menyuguhkan cerita yang menarik, pedih, dan berani; mengungkit Aceh sebagai luka yang belum sepenuhnya selesai. Dengan gaya penceritaan satire yang cerdas, membincangkan luka negeri sambil tertawa.    Lampuki dikisahkan dalam sudut pandang orang pertama serba tahu melalui tokoh bernama Muhammad Yusuf. Ia adalah seorang teungku di kampung Lampuki. Sebuah kampung di kawasan kaki bukit de...

Setiap Bepergian, Pulang Bawa Tulisan Jurnalistik

Impian Suci Ayu Latifah menjadi wartawan tidak bisa ditawar. Kemampuan menulis terus diasah demi profesi idamannya sejak SMA itu. Salah satunya menjadi citizen reporter.  Senyum Suci Ayu Latifah mengembang kala diminta naik ke atas panggung. Tepuk tangan lantas mengiringi langkah kaki wisudawati jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Ponorogo 2018/2019 itu yang meraih indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,88. Nilai itu membuatnya menjadi lulusan terbaik. ‘’Setelah lulus ini, saya ingin jadi reporter,’’ katanya. Wartawan adalah profesi idaman Suci sejak SMA. Bermula dari hobinya mengisi  majalah dinding (mading) dengan karya tulis. Ternyata, karya tersebut diapresiasi teman dan guru-gurunya. Lulus SMA, Suci mengenal Sutejo, pakar literasi Kemendikbud. Ujung pertemuan itu tidak sekadar mengubah pandangan terhadap wartawan. Warga Desa Pangkal, Sawoo, itu juga menjadi anak asuh akademisi yang merupakan ketua STKIP Ponorogo tersebut. ‘’Jadi, awaln...