Siang hari ini, Tina, salah satu siswi
kelas V SD 2 Pangkal Ponorogo sepulang sekolah tidak langsung menuju rumah.
Sebab, dua hari yang lalu Pak Rois mengumumkan kepada seluruh siswa supaya
membawa tanaman.
Tina bersama dua sahabatnya pergi ke
kebun rambutan milik Bu Lia. Sampainya di sana, Bu Lia langsung mengarahkan
mereka ke kebunnya. Di kebun itu terdapat beberapa pohon rambutan yang cukup
besar. Ada yang ditanam di poly bag dan masih dicangkok.
“Wah, buah rambutannya banyak ya!” seru
Rehan.
Bu Lia yang tengah memilih bibit
rambutan tersenyum. Sementara Tina dan Ria asyik mengelilingi kebun rambutan.
Usai mendapat calon bibit rambutan, mereka mengucapkan terima kasih dan pamitan
pulang.
Keesokan harinya, semua siswa berkumpul
di halaman belakang sekolah. Pak Rois selaku guru olahraga mengarahkan supaya
siswa mengumpulkan tanaman yang dibawa berdasarkan jenisnya. Tanaman berbuah
dikelompokkan menjadi satu. Tanaman berbunga pun sama. Selanjutnya, dari
masing-masing tanaman diberi nama, misalnya rambutan, bunga mawar, bunga
melati, jeruk, dan lainnya.
Semangat siswa terlihat begitu gerakan
menanam dimulai. Tiba-tiba, salah satu
siswa bertanya, “Mengapa sih Pak, harus menanam pohon, kan di sekitar kita
sudah banyak pepohonan?”
Pak Rois pun menjawab, “Semakin banyak
pohon yang kita tanam, udara di sekitar akan terasa sejuk dan segar. Pepohonan
itu nantinya akan memproduksi oksigen yang dapat menyelamatkan bumi.”
“Menyelamatkan bumi?” seru Refa tidak
mengerti.
Sebelum menjawab pertanyaan itu, dengan
lantang Pak Rois memanggil seluruh siswa supaya berkumpul sejenak. Semua siswa
pun berhamburan menuju tempat Pak Rois di bawah pohon mangga.
“Anak-anak, apakah yang kalian rasakan
siang ini?” tanya Pak Rois.
“Panas, Pak!” suara siswa saling
bersahutan.
“Nah, karena panas. Silakan kalian
mendekat di bawah pohon ini!” pinta Pak Rois agar seluruh siswa berteduh di
bawah pohon Mangga.
Tanpa basa-basi, Pak Rois memberikan
perhatian bahwa tujuan gerakan menanam pohon adalah salah satu cara
menyelamatkan bumi. Ketika bumi kekurangan oksigen, bumi akan dipenuhi dengan
gas-gas polutan yang dapat merusak lapisan ozon.
“Nah, dampak dari menipisnya lapisan
ozon itu akan terjadi perubahan suhu secara global atau global warming, sehingga udara di bumi terasa panas,” jelas Pak
Rois.
“Berarti kita harus banyak-banyak
menanam pohon ya Pak, supaya lapisan ozon tidak menipis dan bumi kita selamat?”
Pak Rois menganggukkan kepala. Beliau
juga menambahkan, lingkungan yang banyak ditumbuhi tanaman akan terasa nyaman.
Kadar karbondioksida akan berkurang karena produksi oksigen dari dedaunan
bertambah. Mendengar keterangan itu, semua siswa semakin bersemangat menanam
pohon demi menyelamatkan bumi. Pak Rois merasa senang. Ia yakin, dengan begitu
anak-anak akan mencintai alam sejak dini. Tidak saja cinta, tapi juga menjaga alam
dengan baik.
*Tulisan di atas pernah termuat di Kompas, edisi 5 November 2017.
Komentar
Posting Komentar