Langsung ke konten utama

Resensi Buku: Bercermin dari Motivator Dunia





Judul Buku   : Biography and Quotes 50+1 Motivator Dunia 
Penulis          : Agustina Soebacham
Penerbit        : Kauna Pustaka
Cetakan        : Pertama, April 2015
Tebal            : 228 Halaman
ISBN            : 978-602-1038-13-0
Peresensi      : Suci Ayu Latifah

Dalam kehidupan sosial, kita tidak hidup sendirian. Selalu ada orang lain dalam hidup kita. Orang tua, sahabat, kerabat, saudara, dan masyarakat pada umumnya. Setiap nadi-nadi kehidupan selalu saja ada hambatan begitu juga rintangan yang harus kita hadapi. Semua manusia selalu memiliki gejolak permasalahan atau konflik, baik konflik batin maupun konflik fisik. 

Dari mana munculnya konflik? Jawabannya hanya satu. Tuhan. Semua konflik yang terjadi pada seseorang berasal dari Tuhan. Tuhanlah yang memberikan kita konflik. Tujuannya adalah Tuhan ingin melihat bagaimana kita dan apa yang harus kita lakukan ketika konflik itu datang. Menyerah atau maju. Hanya ada dua kemungkinan besar.

Dalam hal ini kita tidak dapat menebak seperti apakah bentuk konflik yang akan kita hadapi. Untuk itu, seseorang membutuhkan orang lain yang siap mendampinginya saat konflik tersebut datang. Seseorang tersebut adalah motivator. 

Motivator adalah motor, maksudnya motor yang menggerakkan seseorang agar semangat dalam melakukan apa pun dalam hidup ini, termasuk ketika mendapat yang namanya konflik. Adanya motivator akan mendatangkan inspirasi dan semangat dalam menjalani hidup sehingga kehidupan kita menjadi lebih baik. 

Dalam konteks ini, segala macam perkataan motivator adalah berisi soal optimisme. Tidak mungkin seorang motivator yang melontarkan kalimat-kalimat yang bernada pesimis dan menghanguskan asa. Setiap perkataanya pasti meledakkan semangat seseorang.  Namanya juga motivator. Maka lumrah kalau di mana-mana pekerjaannya menyebar virus semangat dan membangkitkan motivasi. Menghadapi masalah dengan prestasi, yaitu berpikir positif dan usaha yang tepat.

Buku Biography and Quotes 50+1 Motivator Dunia karya Agustina Soebacham  membuktikan bahwa seorang motivator memiliki gaya yang beragam guna menyebarkan semangat. Selain itu, juga berisikan tentang kisah hidup singkat dan quote-qoute hebat dari 50+1 motivator dunia. Beberapa motivator hebat dunia, diantaranya Abraham Lincoln, Albert Einsten, Antony Dio Martin, Brian Tracy, Ernest Wong, John Kehoe, John C.  Maxwell, Napoleon Hill, Steve Jobs, dan lainnya.

Agustina pun menuliskan bagian belakang sampul buku dengan pernyataan: Motivator-motivator itu ibarat pematik api. Sebuah metafora yang unik untuk diketahui maksud kebermaknaannya. Metafora api adalah kita. Untuk itulah, maka dibutuhkannya motivator untuk menjaga supaya bara api motivasi kita tetap menyala. Konteks motivasi dalam hal ini, sangatlah penting guna mengiringi perjalanan kita setiap harinya. Apalagi untuk melejitkan prestasi.     

Dalam buku ini, ada salah satu motivator, Anthony Dio Martin yang memaparkan ada empat tipe manusia ketika menghadapi konflik. Pertama, tipe kayu rapuh. Manusia tipe ini mudah sekali rapuh saat menghadapi kesulitan. Mereka mudah mengeluh dan menyerah. Kedua, tipe lempeng besi. Umumnya, mereka mampu bertahan layaknya besi. Namun, ketika konflik dan tekanan makin besar , mereka mulai bengkok dan tidak stabil. Jika ada tambahan tekanan sedikit saja mereka menyerah dan putus asa.

Ketiga, tipe kapas. Tipe ini lebih lentur dalam menghadapi konflik. Biasanya bersikap fleksibel layaknya kapas. manusia bertipe ini mampu menyesuaikan diri saat terjadi konflik. Mereka segera melupakan masa lalu dan mulai kembali ke titik awal untuk memulai loncatan lagi. 

Dan, keempat adalah tipe bola pingpong. Tipe inilah yang ideal. Artinya konflik yang dihadapi membuat mereka bersikap lebih giat, lebih termotivasi, dan lebih kreatif. Saat menghadapi konflik besar justru akan melangkah maju lebih dahsyat.  

Membaca buku ini kita akan diajak mengenali sosok-sosok motivator hebat dalam upaya menyebarkan semangat melalui kata-kata mutiara yang membangkitkan.  Mungkin, semula kita pernah menganggap deretan mereka bukan seorang motivator. Dalam artian kita mengenal tokoh-tokoh tersebut karena pretasinya dalam bidang tertentu. Namun, dari sisi lain mereka bisa juga disebut motivator karena apa yang diungkapkan dengan kata-kata dan dilakukan dengan tindakan dan sikap positif itulah yang mengangkatnya sebagai motivator.

Keunikan buku ini memaparkan bahwa motivator ke-51 adalah My Self (Diri Sendiri). Tak dapat dipungkiri juga, sumber motivasi terhebat untuk perubahan diri adalah munculnya niat untuk berubah dari diri sendiri. Kita juga dapat disebut motivator besar dalam sejarah kehidupan . Sebab bila kita tidak mau berusaha merubah hidup untuk menggapai tujuan, maka Tuhan hanya dapat menentukan hidup kita kelak. Ingat, “Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum (seseorang) bila kaum (seseorang itu sendiri tidak mau merubahnya.”

Untuk itu, mari kita bangkit! Bergegas menjemput masa depan yang lebih baik sampai liang lahatlah yang menghalangi langkah kita. Karena tidak ada orang lain yang bisa menolong kita untuk selalu bersemangat. Kita sendirilah yang bisa menolong diri sendiri, setelah orang lain (seorang motivator). 

Terakhir, sudah saatnya kita sadar untuk bercermin dari mereka—motivator hebat dan menyadari bahwa potensi hidup kita adalah bergantung pada diri sendiri. Kita mau berubah atau tetap diam saja. Sejatinya jalan kesuksesaan itu adalah kita sendiri yang menggeraknya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Mengirim Karya di Koran Radar Madiun Grup Jawa Pos

Halo sahabat menulis. Sudahkah hari ini kalian menulis? Kalau boleh tahu, apa karya terakhir kamu? Ada kabar menarik lo, di koran Radar Madiun grub Jawa Pos terdapat kolom Litera yang memuat karya-karya beraroma sastra. Seperti cerpen, puisi, esai sastra.  Sebenarnya, kolom ini sudah lama ya, sekitar di tahun 2019 akhir. Bagi sahabat memiliki karya, boleh banget dikirim saja di kolom ini.  Aku sudah tiga empat kali muat di sana. Pertama, karya yang termuat adalah puisi tentang kemarau. Kemudian, tulisan kedua berupa cerpen. Cerpen tersebut berjudul Pertanyaan Kalila, dimuat edisi 19 Januari 2020. Ini adalah cerpen saya, bisa langsung intip di blog ya, https://mbak-suci.blogspot.com/2020/01/cerpen-pertanyaan-kalila.html. Ketiga, sebuah esai menarik atas refleksi dari pembacaan novel-novel Arafat Nur. Esai sastra itu berjudul Novel, Kritik Sosial, dan Tragedi Kemanusiaan. Tulisan termuat pada 2 Februari 2020. Kalau sahabat penasaran, bisa intip tulisan di link ini ya, https://mb...

Sinopsis Novel Lampuki Karya Arafat Nur

  Pertemuan dua bukit itu menyerupai tubuh manusia terlentang dengan kedua sisi kakinya merenggang, terkuak serupa selangkang perempuan, sebab di seluk situ tak ada gumpalan melainkan lubang. Persis di selangkangan bukit itulah rumah-rumah beton mungil bercat kapur menumpuk, saling berdesakan, terkesan seperti sedang berlomba-lomba hendak memasuki liangnya.   Begitu sepenggal paragraf pembuka novel Lampuki karya Arafat Nur. Penggalan paragraf di atas mengilustrasikan kampung Lampuki yang menjadi latar tempat dalam novel tersebut. Novel peraih Khatulistiwa Literary Award 2011 ini, menyuguhkan cerita yang menarik, pedih, dan berani; mengungkit Aceh sebagai luka yang belum sepenuhnya selesai. Dengan gaya penceritaan satire yang cerdas, membincangkan luka negeri sambil tertawa.    Lampuki dikisahkan dalam sudut pandang orang pertama serba tahu melalui tokoh bernama Muhammad Yusuf. Ia adalah seorang teungku di kampung Lampuki. Sebuah kampung di kawasan kaki bukit de...

Setiap Bepergian, Pulang Bawa Tulisan Jurnalistik

Impian Suci Ayu Latifah menjadi wartawan tidak bisa ditawar. Kemampuan menulis terus diasah demi profesi idamannya sejak SMA itu. Salah satunya menjadi citizen reporter.  Senyum Suci Ayu Latifah mengembang kala diminta naik ke atas panggung. Tepuk tangan lantas mengiringi langkah kaki wisudawati jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Ponorogo 2018/2019 itu yang meraih indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,88. Nilai itu membuatnya menjadi lulusan terbaik. ‘’Setelah lulus ini, saya ingin jadi reporter,’’ katanya. Wartawan adalah profesi idaman Suci sejak SMA. Bermula dari hobinya mengisi  majalah dinding (mading) dengan karya tulis. Ternyata, karya tersebut diapresiasi teman dan guru-gurunya. Lulus SMA, Suci mengenal Sutejo, pakar literasi Kemendikbud. Ujung pertemuan itu tidak sekadar mengubah pandangan terhadap wartawan. Warga Desa Pangkal, Sawoo, itu juga menjadi anak asuh akademisi yang merupakan ketua STKIP Ponorogo tersebut. ‘’Jadi, awaln...