Mas Fendik,
aku hendak menulis sesuatu pada surat ini. Tapi, ketakberaturan pikiran dan
emosi membuatku tidak bisa menuliskan sesuatu yang dapat dibaca.
Aku tidak tahu
hal apa yang
sedang aku pikirkan, sehingga tidak bisa tidur. Badanku terasa lelah dan letih.
Mata ini mengantuk, tapi enggan untuk tertidur.
Segala upaya,
sudah aku lakukan untuk mengistirahatkan semua lintasan dalam otak, tapi malam
itu aku mengalami kegagalan. Serupa berjalan di sebuah tempat yang tidak ada
ujungnya. Aku dituntun oleh sebuah cahaya. Aku berjalan mengikuti cahaya itu.
Mas, aku tidak tahu ada di mana sekarang. Keadaan teramat sepi. Sedihnya, aku
tidak mengenali diriku.
Mas, ada apa
denganku? Apakah kamu pernah mengalami kejadian seperti ini. Ohh,
Dua hari, aku
sibuk menata buku, bongkar-pasang buku. Aku senang, tapi ada hal yang membuatku
jengkel—kesia-siaan dalam pekerjaan. Ada sesuatu yang sia-sia. Bagaimana dulu
aku teramat berhati-hati, namun akhirnya ya semua sama. Apaan ini, Mas. Aku
merasa bahwa yang aku lakukan waktu itu sekadar mengisi waktu daripada tidak.
Ahh bodo amat!
Mas, sudah
kutemukan buku yang hendak aku cari. Buku itu ada rujukan dari Mas Hamimi,
sahabat menulis yang tinggal di Sumenep. Buku itu berjudul Jurnalisme Sastrawi.
Di buku itu
ada dua liputan naratif wartawan yang menarik untuk aku baca.
Katanya, ada
kaitanya dengan penelitian. Yaitu, tentang sejarah Aceh pada masa Gerakan Aceh
Merdeka (GAM).
Mas, segera
ingin kubaca buku itu, mumpung semangatku berkobar-kobar. Aku suka ilmu baru
Mas, tapi tak jarang aku menuliskan ke dalam catatan. Tidak semua buku yang
kubaca aku catat. Ya, setan malas telah menyergap jika aku sudah seperti itu.
Tapi kalau
sudah semangat, hmm buku satu bisa jadi beberapa tulisan. Seperti yang aku
hasilkan selama mengerjakan penelitian. Novel Lolong Anjing di Bulan menjadi ide 3 judul esai, dan beberapa surat
untukmu, Mas.
Ya, Mas.
Doakan semangatku tetap berseri-seri ya. Aku ingin menunjukkan aku bisa dan
mampu. Aku yakin, sebenarnya aku bisa, hanya saja banyak dalih dalam diriku.
Mas, sudah
sulu ya suratku ini. Aku kesulitan merangkai kata. Lintasan di otak serupa
benang. Doakan aku kuat ya, Mas supaya bisa mengirimkan surat kepadamu.
Suci Ayu
Latifah
21.04.2020
Komentar
Posting Komentar