Takut tapi abai, itu apa namanya?
Hai, Mas Fendik maaf aku baru mengirimkan kabar hari
ini. Tadi pagi sampai siang, aku sedang bersemangat membaca buku Jazz, Parfum, dan Insiden karya Seno
Gumira Ajidarma. Sorenya, ya seperti biasa memasak untuk menu buka puasa.
Oh ya, bagaimana puasamu, lancar kan? Tetap jaga
daya tahan tubuh ya Mas. Jaga perasaan juga lo. Ingat aku ini wanita.
Mas, dua hari yang lalu, kita memeringati hari
Pendidikan. Selamat hari pendidikan ya? Walau perayaannya beda dengan tahun
sebelumnya, tentu harapannya tetap sama kan—mencipta peradaban berpendidikan,
unggul, kreatif, inovatif, dan mandiri. Situasi pandemilah yang membuat kita
bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah untuk memangkas penyebaran virus
korona.
Hari pendidikan yang spesial, ya Mas. Di tahun ini diwarnai
dengan suasana Ramadhan, diuji oleh pandemi. Percaya deh, bakalan dicatat semua
amal tindak, amal pikir, dan amal rasa kita.
Selamat menjalankan ibadah puasa, ya. Meskipun terkesan
terkungkung di dalam rumah senantiasa tetap produktif. Ya, kita bisa kembali
mengasah bakat diri. Kamu yang suka menggambar, bisa lebih lama-lama untuk
berkreasi. Kamu yang suka kebersihan dan kerapian, bisa tuh menata ulang desain
rumah supaya tidak monoton. Dan, kamu yang suka masak, bisa kreatif menciptakan
menu baru dengan sajian yang ekonomis dan praktis. Tak lupa, bergizi manis.
Sambil menikmati suasana Ramadhan, boleh tahu dong
kegiatanmu hingga puasa ke-11 ini?
Kalau aku sih, tidak banyak perubahan. Tetap menyusun
kata, membangun kalimat untuk menciptakan sejarah. Oh ya, kalau boleh tahu
apakah anggota keluargamu lengkap? Maksud aku tidak ada yang sedang di luar
kota. Ya, bekerja atau liburan.
Eits, kok liburan ya. Masa di musim pandemi masih
nekat nurutin nafsu liburan.
Hmm, jangan salah Mas. Di suatu malam, aku mendapat
informasi dari seseorang yang bekerja di sebuah bandara X. Dalam obrolan itu,
kan telepon bisa menjangkau jarak terjauh sekalipun, hehehe dia bercerita kalau
masih ada beberapa warga kita yang liburan lo. Perjalanannya dari Indonesia ke
luar negeri. Dalihnya, menghindar korona.
Halo memangnya di luar negeri tidak terjangkit
korona?
Versi kompas.com
edisi 2 Mei 2020, berdasarkan data Worldometers, ada
sepuluh negara yang terdampak korona terbanyak. Di antaranya Amerika Serikat,
Spanyol, Italia, Inggris, Jerman, Perancis, Turki, Rusia, Iran, dan Brazil.
Di Amerika Serikat, masyarakat terdampak korona mencapai 1.129.059 kasus. Sebanyak
65.711 kasus telah meninggal dan 161.551 kasus telah dinyatakan sembuh. Italia,
kasus terkonfirmasi sebanyak 207.428. Dari jumlah itu, 28.236 orang meninggal
dunia dan 78.249 pasien sembuh.
Sementara di Inggris, jumlah kasus virus corona yang telah dikonfirmasi adalah
178.685 kasus. Dari jumlah tersebut, 27.583 orang meninggal dunia dan 892
pasien dinyatakan sembuh.
Ya, itu data sebagian negara terjangkit korona. Lebih lengkapnya, kamu bisa mencari tahu secara mandiri. Oke. Ya, itu salah satu sikap simpati dan empati kita lo.
Ya, itu data sebagian negara terjangkit korona. Lebih lengkapnya, kamu bisa mencari tahu secara mandiri. Oke. Ya, itu salah satu sikap simpati dan empati kita lo.
Di Indonesia sendiri, hingga hari ini kasus terkonfirmasi sebanyak 11.587.
Penambahan dari hari sebelumnya hampir 400 pasien. Sungguh tumbuh secara cepat
virus ini. Rupanya, tubuh orang Indonesia jadi tempat berkembang biak juga.
Dari jumlah itu, 8.769 pasien sedang melakukan perawatan di beberapa rumah
sakit rujukan, 864 pasien telah meninggal dunia, dan 1.954 pasien dinyatakan
sembuh. Semoga benar-benar sembuh total tidak kambuh lagi seperti yang terjadi
di Tiongkok. Kan ya menakutkan, 14% kasus korona kambuh lagi.
Tentang informasi ini ya muncul tumpang-tindih. Ada sebagian orang yang
mengatakan dengan dalilnya bahwa seseorang yang sembuh dari korona tidak akan
sakit lagi. Ada persepsi lain, bahwa orang yang pernah terkena korona dapat
terserang kembali. Istilahnya reinfeksi.
Sudah deh,
bahas korona bakalan tiada habisnya. Intinya, semoga mereka yang merasa dirinya
terjangkit dengan ciri-cirinya supaya segera memeriksakan diri, mengisolasi
diri, dan meningkatkan imunitas. Kemudian, untuk orang-orang yang usai
perjalanan supaya segera isolasi diri selama 14 hari.
Jangan seperti
beberapa warga kita lo ya. Jelas dirinya usai perjalanan jauh, ehh tidak mau
isolasi diri. Untung saja kalau tidak membawa virus. Bahaya itu kalau virus itu
mampir di tubuhnya. Sebagaimana kasus di sebuah kota X. Tidak mau isolasi diri,
malah ikut meramaikan puasa dengan turut jamaah tarawih di masjid. Kan itu
namanya cari perkara.
Sedih, sedih, sedih dengar informasi semacam itu. Kasus positif semakin banyak, namun kesadaran semakin menurun. Allah, Allah.
Kiranya,
suratku harus berhenti deh. Kalau tidak, jiwaku tetap ingin bahas korona
sebagai katarsis jiwa. Hehehe maaf ya. Kelihatannya, aku harus segara
istirahat. Sudah malam, sekarang jam menunjukkan pukul 22.40 WIB. Nanti harus bangun untuk persiapan sahur.
Mas, ingat
jaga jarak, jaga diri, jaga rasa, dan jaga emosi. Semoga puasa tahun ini
barokah ya, sekaligus semakin dekat dengan Allah. Terakhir, jangan lupa
bahagia.
Salam haru
biru dari kekasihmu merindu.
Suci Ayu
Latifah
04.05.2020
Komentar
Posting Komentar