Langsung ke konten utama

Catatan Spiritual

Perjalanan hidup adalah misteri. Kita tidak pernah tahu, doa mana yang akan sampai terlebih dahulu. Kita hanya bisa berusaha, dan mengusahakan yang terbaik untuk hari ini.

Rezeki manusia satu dengan yang lainnya, berbeda-beda. Ada yang di dekatkan dengan rezeki harta, ada pula yang diperjarakkan dengan itu, tapi disuguhkan terlebih dahulu rezeki jodoh.

Pilihan. Tidak ada perjanjian ketika kita sebelum dilahirkan, bahwa akan hidup dari keluarga berkecukupan, berlebih, atau serba kekurangan. Di mana kita hidup, ya jalani dengan energi positif.

Tidak ada yang salah, yang salah adalah tidak melakukan hal-hal untuk hari ini.

Jangan salah paham atas takdir yang diberikan Tuhan. Tentang semuanya hanya menunggu waktu.

Percayalah, kekuatan positif akan menghalau segala hal yang tidak diinginkan. Sugesti diri perlu.

Semangat, santai, fokus, berpikir positif, dan sungguh-sungguh.

Pertemuan adalah sebuah ketakdiran. Beruntunglah kita dipertemukan pada seseorang yang siap mengantarkan dan mendampingi kita kelak.

Sekali waktu, kita boleh banyak bertanya pada Tuhan tentang hidup. Tetapi, jangan mempermasalahkan itu.

Tertib dan disiplin.

Kecakapan ilmu pengetahuan tidak cukup apabila tidak diimbangi dengan kecakapan sosial.

Hidupmu tergantung pada lingkungan, pergaulan, dan yang utama dirimu sendiri.

Waktu terus berjalan, maka hidupmu juga terus berjalan dan bergerak.

Ketika waktu bukan lagi uang, maka hidup adalah bukan keberartian.

Jangan lupa untuk teliti dan cermat membedakan mana kebutuhan dan keinginan. Bahwa keinginan hanyalah kebutuhan jangka pendek, sedangkan kebutuhan adalah jangka panjang.

Membaca buku sama halnya membaca hidup.
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Mengirim Karya di Koran Radar Madiun Grup Jawa Pos

Halo sahabat menulis. Sudahkah hari ini kalian menulis? Kalau boleh tahu, apa karya terakhir kamu? Ada kabar menarik lo, di koran Radar Madiun grub Jawa Pos terdapat kolom Litera yang memuat karya-karya beraroma sastra. Seperti cerpen, puisi, esai sastra.  Sebenarnya, kolom ini sudah lama ya, sekitar di tahun 2019 akhir. Bagi sahabat memiliki karya, boleh banget dikirim saja di kolom ini.  Aku sudah tiga empat kali muat di sana. Pertama, karya yang termuat adalah puisi tentang kemarau. Kemudian, tulisan kedua berupa cerpen. Cerpen tersebut berjudul Pertanyaan Kalila, dimuat edisi 19 Januari 2020. Ini adalah cerpen saya, bisa langsung intip di blog ya, https://mbak-suci.blogspot.com/2020/01/cerpen-pertanyaan-kalila.html. Ketiga, sebuah esai menarik atas refleksi dari pembacaan novel-novel Arafat Nur. Esai sastra itu berjudul Novel, Kritik Sosial, dan Tragedi Kemanusiaan. Tulisan termuat pada 2 Februari 2020. Kalau sahabat penasaran, bisa intip tulisan di link ini ya, https://mb...

Sinopsis Novel Lampuki Karya Arafat Nur

  Pertemuan dua bukit itu menyerupai tubuh manusia terlentang dengan kedua sisi kakinya merenggang, terkuak serupa selangkang perempuan, sebab di seluk situ tak ada gumpalan melainkan lubang. Persis di selangkangan bukit itulah rumah-rumah beton mungil bercat kapur menumpuk, saling berdesakan, terkesan seperti sedang berlomba-lomba hendak memasuki liangnya.   Begitu sepenggal paragraf pembuka novel Lampuki karya Arafat Nur. Penggalan paragraf di atas mengilustrasikan kampung Lampuki yang menjadi latar tempat dalam novel tersebut. Novel peraih Khatulistiwa Literary Award 2011 ini, menyuguhkan cerita yang menarik, pedih, dan berani; mengungkit Aceh sebagai luka yang belum sepenuhnya selesai. Dengan gaya penceritaan satire yang cerdas, membincangkan luka negeri sambil tertawa.    Lampuki dikisahkan dalam sudut pandang orang pertama serba tahu melalui tokoh bernama Muhammad Yusuf. Ia adalah seorang teungku di kampung Lampuki. Sebuah kampung di kawasan kaki bukit de...

Setiap Bepergian, Pulang Bawa Tulisan Jurnalistik

Impian Suci Ayu Latifah menjadi wartawan tidak bisa ditawar. Kemampuan menulis terus diasah demi profesi idamannya sejak SMA itu. Salah satunya menjadi citizen reporter.  Senyum Suci Ayu Latifah mengembang kala diminta naik ke atas panggung. Tepuk tangan lantas mengiringi langkah kaki wisudawati jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Ponorogo 2018/2019 itu yang meraih indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,88. Nilai itu membuatnya menjadi lulusan terbaik. ‘’Setelah lulus ini, saya ingin jadi reporter,’’ katanya. Wartawan adalah profesi idaman Suci sejak SMA. Bermula dari hobinya mengisi  majalah dinding (mading) dengan karya tulis. Ternyata, karya tersebut diapresiasi teman dan guru-gurunya. Lulus SMA, Suci mengenal Sutejo, pakar literasi Kemendikbud. Ujung pertemuan itu tidak sekadar mengubah pandangan terhadap wartawan. Warga Desa Pangkal, Sawoo, itu juga menjadi anak asuh akademisi yang merupakan ketua STKIP Ponorogo tersebut. ‘’Jadi, awaln...